Di tengah lalu lintas yang tak seramai dulu, dan trotoar yang mulai dilupakan, para pedagang jalanan tetap setia mendorong harapan mereka — satu langkah, satu tawaran, satu senyum yang menghidupkan. Gerobak bukan hanya alat jualan, tapi rumah berpindah, mimpi yang berjalan, dan bukti nyata bahwa ketekunan tak mengenal tempat.
Artikel ini akan membongkar realita yang sering luput dari perhatian:
🔹 Berapa sebenarnya penghasilan pedagang asongan saat ini?
🔹 Bagaimana mereka bertahan di tengah modernisasi dan sepinya pelanggan?
🔹 Dan apa makna gerobak bagi kehidupan sehari-hari mereka?
Bukan sekadar kisah dagang di pinggir jalan, tapi cerita tentang manusia, tentang semangat, dan tentang mimpi yang terus didorong — bahkan saat dunia berjalan terlalu cepat.